gfvvgjvjhgvjh

Sudamala

Babaran Segaragunung Opening,19 November 2005, mulai pukul 19.00

Sudamala adalah dongeng suci tentang pelepasan. Yaitu terlepasnya Ra Nini dari kutukan setelah diruwat oleh Sahadewa. Ra Nini merupakan tokoh sentral dari kelompok kiri yang terdiri dari Raksasa Kalantaka dan Kalanjana beserta rakyat hantu. Sedangkan kelompok kanan meliputi kesatria Pandawa dengan Sahadewa sebagai tokoh sentralnya.

Dewi Uma adalah pasangan Dewa Siwa, aspek dari cahaya kuasa ILLahi, perkawinan dari keduanya melahirkan alam semesta. Dikisahkan bahwa Dewi Uma menerima “mala” karena perbuatan dosanya, dikutuk oleh Dewa Siwa sehingga menjelma ke dunia sebagai Ra Nini, figure demonic yang menjadi simbol kekuatan negatif, keseimbangan alam semesta menjadi timpang, sumber penderitaan manusia, bencana dunia.

Nakula dan sahadewa adalah saudara kembar dan bungsu Pandawa. Kidung Sudamala menjabarkan bahwa ilmu kembar “manunggaling kawula-gusti” akan meruwat “uwong” menjadi “manungsa”. Satria Pandawa dalam kidung Sudamala, ditampilkan pada komposisi dua + tiga. Komposisi dua ialah Nakula + Sahadewa, simbol falsafah kembar “manunggaling kawula lan dewa/gusti”. Komposisi tiga yaitu Arjuna, Bima dan Dharma Kusuma.  Arjuna adalah falsafah hidup manusia dalam dimensi makro kosmos, Bima dalam dimensi mikro kosmos sedangkan Dharma Kusuma adalah symbol totalitas vertikal, kesatria berdarah putih, manusia pinunjul karena mengerti ilmu sangkan-paran ing dumadi, moksartham.
Pada tradisi budaya Gunung Lawu, manusia dibedakan menjadi “uwong” dan “manungsa”. Uwong ialah manusia dengan cara hidup mengikuti naluri hewani, sedangkan “manungsa” adalah manusia yang hidup dengan mempertimbangkan olah pikir (intelektual), olah rasa (emosi) dan olah gaib (spiritual-religius).

Susunan Acara:
Sambutan I     Agus Ismoyo
Sambutan II    Agung Harjuno
Sambutan III   Pembacaan esai Sandra Neissan, Belanda

Baca Puisi    Christine Cocco, Desmon Sekarbatu A.

Performance Art:
‘Refleksi Atas Kidung Sudamala’
Musik             : Kelik, Naryo, Woody dkk.
Tembang       : Apriastuti “Simboke”
Tarian            : Jeannie Parks
Mime              : Jemek Supardi
(Berdasar sastra Jawa kuno ‘Sudamala’)

Pembukaan:   Seno Gumira Ajidarma

Pameran:  ‘Out of Indonesia—Collaborations of Brahma Tirta Sari’
(Agus Ismoyo & Nia Fliam)
Musik:
Gamelan Bayu Mataram 
Segaragunung + Sharon Eng — Jam Jazz

  1. November 2005 mulai pukul 14.00

DISKUSI & CEREMAH:
Tempat:  Babaran Segaragunung, Banguntapan  Jogjakarta
Tema Diskusi: “KOLABORASI—Peran Budaya Tradisi Dalam Perkembangan Seni Kontemporer
Jam: 14.00

Pembicara:
Agus Ismoyo,  Seniman & Pendiri BSG
Asmudjo Irianto, Seniman & Kurator
Maria Yovita Meta, Yayasan Tafean Pah Timor
(Penerima Penghargaan Prince Claus dari Belanda
untuk revitilasasi tenun Biboki Timor
)

Joanna Barrkman, Kurator Seni Asia
(Museum & Galleries of the Northern Territory,  Darwin Australia)
St. Sunardi, Direktur Institut Budaya & Relegi,
Universitas Sanata Dharma Jogjakarta

Pukul 18.00
Ceramah: “Simbol Kekuasaan & Kehidupan”:  Hubungan Perdagangan Tekstil India & Adat Masyarakat Aloin Melo- Timor Barat
oleh:    Joanna Barrkman,

Ceramah ini merupakan hasil penelitian Joanna Barrkman perihal proses resepsi penenun Aloin Melo atas motif Patola dari India. Penyisiran secara teliti terhadap motif-motif yang pernah muncul dari para penenun Aloin Melo, salah satunya, mempelihatkan daya integritasnya yang tinggi para penenun Aloin Melo atas budaya miliknya.

 

More Photos for Sudamala

Comments

No comments so far.

  • Leave a Reply
     
    Your gravatar
    Your Name